Sumber-Sumber Penyebab Prasangka Sosial Prejudis

Sumber penyebab prasangka secara umum dapat dilihat berdasarkan tiga pandangan, iaitu :

Prasangka Sosial

Sumber prasangka sosial, antara lain :

Ketidaksetaraan sosial

Ketidaksetaraan sosial ini dapat berasal dari ketidaksetaraan status dan prasangka serta agama dan prasangka. Ketidaksetaraan status dan prasangka merupakan kesenjangan atau perbedaan yang mengiring ke arah prasangka negatif. Sebagai contoh, seorang majikan yang memandang budak sebagai individu yang malas, tidak bertanggung jawab, kurang berambisi, dan sebagainya, kerana secara umum ciri-ciri tersebut ditetapkan untuk para budak. Agama juga masih menjadi salah satu sumber prasangka. Sebagai contoh kita menganggap agama yang orang lain anut itu tidak sebaik agama yang kita anut.

Identitas sosial

Identitas sosial merupakan bagian untuk menjawab “siapa aku?” yang dapat dijawab bila kita memiliki keanggotaan dalam sebuah kelompok. Kita megidentifikasikan diri kita dengan kelompok tertentu (in group), sedangkan ketika kita dengan kelompok lain kita cenderung untuk memuji kebaikan kelompok kita sendiri.

Konformitas

Konformitas juga merupakan salah satu sumber prasangka sosial. Menurut penelitian bahawa orang yang berkonformitas memiliki tingkat prasangka lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berkonformitas

Prasangka secara emosional

Prasangka secara Emosional sering kali timbul dipicu oleh situasi sosial, pada hal faktor emosi juga dapat memicu prasangka sosial. Secara emosional, prasangka dapat dipicu oleh keresahan dan agresi, kepribadian yang dinamis, dan kepribadian otoriter.

keresahan dan Agresi Rasa sakit sering membangkitkan pertikaian

Salah satu sumber keresahan adalah adanya kompetisi. Ketika dua kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu, misalnya pekerjaan, rumah, dan derajat sosial, pencapaian goal salah satu pihak dapat menjadikan keresahan bagi pihak yang lain.

Kepribadian yang dinamis Status

Untuk dapat merasakan diri kita memiliki status, kita memerlukan adanya orang yang memiliki status dibawah kita. Salah satu kelebihan psikologi tentang prasangka adalah adanya sistem status, iaitu perasaan superior. Contohnya adalah ketika kita mendapatkan nilai terbaik dikelas, kita merasa menang dan dianggap memiliki status yang lebih baik.

Kepribadian Otoriter

Emosi yang ikut berkontribusi terhadap prasangka adalah kepribadian diri yang otoriter. Sebagai contoh, pada studi orang dewasa di Amerika, Theodor Adorno dan kawan-kawan (1950) menemukan bahawa pertikaian terhadap kaum Yahudi sering terjadi berdampingan dengan pertikaian terhadap kaum minoritas.

Prasangka Kognitif

Memahami stereotaip dan prasangka akan membantu memahami bagimana otak bekerja. Selama sepuluh tahun terakhir, pemikiran sosial mengenai prasangka adalah kepercayaan yang telah distereotaipkan dan sikap prasangka timbul tidak hanya kerana pengkeadaanan sosial, sehingga mampu menimbulkan pertikaian,akan tetapi juga merupakan hasil dari proses pemikiran yang normal. Sumber prasangka kognitif dapat dilihat dari kategorisasi dan simulasi distinktif. Kategorisasi merupakan salah satu cara untuk menyedehanakan lingkungan kita, iaitu dengan mengkelompokkan objek-objek berdasarkan kategorinya. Biasanya individu dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dan etnik. Sebagai contoh, Tom (45 tahun), orang yang memiliki darah Afrika-Amerika. Dia merupakan seorang agen real estat di Irlandia Baru. Kita memiliki gambaran dirinya adalah seorang pria yang memiliki kulit hitam, daripada kita menggambarkannya sebagai pria berusia paruh baya, seorang bisnisman, atau penduduk bagian selatan. Berbagai penelitian mengekspos kategori orang secara spontan terhadap perbedaan ras yang menonjol. Selain menggunakan kategorisasi sebagai cara untuk merasakan dan mengamati dunia, kita juga akan menggunakan stereotaip. Seringkali orang yang berbeda, mencolok, dan terlalu ekstrem dijadikan perhatian dan mendapatkan perlakuan yang kurang ajar. Berdasarkan pada perspektif tersebut, sumber utama penyebab timbulnya prasangka adalah faktor individu dan sosial. Menurut Blumer, (dalam Zanden, 1984) salah satu penyebab terjadinya prasangka sosial adalah adanya perasaan berbeda dengan kelompok lain atau orang lain misalnya antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Berkaitan dengan kelompok mayoritas dan minoritas tersebut di atas Mar’at,(1988) menguraikan bahawa prasangka sosial banyak ditimbulkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

  1. Kekuasaan faktual yang terlihat dalam hubungan kelompok mayoritas dan minoritas.
  2. Fakta akan perlakuan terhadap kelompok mayoritas dan minoritas.
  3. Fakta mengenai kesempatan usaha antara kelompok mayoritas dan minoritas. Fakta mengenai unsur geografik, di mana keluarga kelompok mayoritas dan minoritas menduduki daerah-daerah tertentu.
  4. Posisi dan peranan dari sosial ekonomi yang pada umumnya dikuasai kelompok mayoritas
  5. Potensi energi eksistensi dari kelompok minoritas dalam mempertahankan hidupnya

Prasangka sosial terhadap kelompok tertentu bukanlah suatu tanggapan yangdibawa sejak lahir tetapi merupakan sesuatu yang dipelajari. Menurut Kossen (1986) seseorang akan belajar dari orang lain atau kelompok tertentu yang menggunakan jalan pintas mental prasangka. Jadi, seseorang memiliki prasangka terhadap orang lain kerana terjadinya proses belajar.